Sabtu, 07 Januari 2012

PEDOMAN PENULISAN TES OBJEKTIF


PEDOMAN PENULISAN TES OBJEKTIF
1) Pedoman Umum
A.    Nyatakanlah soal sejelas mungkin
Hanya sedikit kata–kata diluar soal–soal tes yang dibaca orang dengan sangat kritis untuk mendapatkan kejelasan nmaknanya. Masalah kejelasan dan kekaburan merupakan masalah yang akut dalam soal tes objektif, karena setiap soal biasanya merupakan unit yang terisolasi. Setiap soal tes objektif harus jelas dalam bahan dan pada dirinya sendiri. Kemampuan suatu soal untuk membedakan orang mampu (pandai) dari yang kurang mampu (kurang pandai) yang mungkin sangat terhambat oleh kurangnya kejelasan. Soal itu harus menunjukkan (memberikan) jawaban dan bukan apakah si pengambil tes dapat mengerti pertanyaannya.
B.     Pilihlah kata–kata yang mempunyai arti tepat
Kekurang jelasan dalam suatu soal biasanya bersumber pada kekurangcermatan dalam memilih kata–kata. Kata–kata yang umum seperti pemerintah, efektif, kerja keras, dan yang sejenisnya seringkali tidak mempunyai arti yang tepat.
C.     Hindarkan pengaturan kata–kata yang kompleks atau janggal
Struktur kalimat hendaklah sesederhana mungkin. Sering kali kalimat yang kompleks dapat disederhanakan dengan jalan memecahnya menjadi dua kalimat. Banyak berguna kalau penulis soal bertanya kepada diri sendiri mengenai apakah sebenarnya inti soal yang akan ditulisnya.
D.    Masukkan semua keterangan yang diperlukan sebagai dasar untk melakukan permintaan jawaban
Seringkali keterangan itu ada dibenak penulis soal tetapi tidak ditejermahkannya secara eksplisit ke dalam soal. Penulis soal itu lupa bahwa individu yang berbeda darinya memerlukan keterangan itu dinyatakan secara eksplisit.
E.     Hindarkan memasukkan kata–kata yang tidak berfungsi
Suatu kata atau frase tidak berfungsi kalau kata atau frase itu tidak memberikan kontribusi kepada pemilihan jawaban. Seringkali kata–kata atau frase yang tidak relevan itu mudah dimasukkan dalam pembahasan gasasan soal, tetapi setelah dikaji ternyata tidak relevan bagi keputusan pemilihan jawaban. Kadang–kadang penilis soal mungkin memasukkan pernyataan pengantar sebagai usaha untuk membuat soal lebih layak atau lebih penting.
F.      Rumuskanlah soal sejelas dan setepat mungkin
Ketidaktepatan seringkali terjadi karena tidak disengaja. Unsur ini, walaupun mungkin tidak mempengaruhi pemilihan jawaban yang benara atau eliminasi jawaban yang salah, perlu dihindari. Unsur ini akan menimbulkan bahwa sipenulis soal sendiri kurang menguasai hal yang ditanyakan dan menimbulkan perasaan kurang beruntung dan diperlukan kurang adil pada pihak pengembil tes.
G.    Sesuaikan taraf kesukaran soal dengan kelompok dan tujuan yang dimaksudkan
Kegunaan suatu soal dealam tes sebagian besar tergantung kepada taraf kesukaran soal itu tampak bagi kelompok yang dimaksudkan untuk dites. Walaupun pendapat sunjektif mengenai taraf kesukaran soal itu pada umumnya tidak akurat, namun individu yang mengenal taraf kemmpuan umum kelompok yang akan dites dan hasil tesnya pada tes sejenis akan dapat memperkirakan kesukaran soal itu dengan baik.
H.    Hindarkan isyarat kearah jawaban benar yang tidak perlu
Isyarat tidak relevan mungkin membuat soal menjadi lebih mudah atau bahkan mengubah sama sekali dasar diskriminasinya. Apabila semua pengambil tes mengenal isyarat itu dan mereka semua menjawab dengan benar, maka soal itu lalu tidak mempunyai daya diskriminasi. Apabila hanya mereka yang pandai yang menangkap isyarat itu dan yang kurang pandai tidak mengenalnya maka soal itu tidak amat terganggu. Namun pada umumnya sejumlah pengambil tes yang sebenarnya tidak tahu mana jawaba yang benar mengenal isyarat itu, dan karenya dapat memilih jawaban yang benar. Dalam hal ini maka soal itu lalu menjadi lemah.

Pedoman penulisan soal bentuk benar –salah
1.      Soal benar– alah hendaknya didasarkan pada pernyataan yang ”benar–benar benar” atau ”benar–benar salah”
2.      Hindarkan pengguanaan kalimat yang panjang dan melibatkan berbagai keterangan
3.      Hindarkan pengguanaan kalimat yang diambil langsung dari buku teks
4.      Hendaklah jumlah soal cukup banyak
5.      Jumlah soal yang harus dijawab dengan benar dan yang haru sdijawab dengan salah hendaklah seimbang
6.      Urutan soal–soal yang harus dijawab denganbenar dan harus dijawab dengan salah hendaklah janga selalu sama

Pedoman penulisan soal bentuk pilihan ganda
1.      Gunakan pertanyaan langsung atau peryataan tak lengakp sebagai batang tubuh soal
2.      Pada umumnya, masukkan kedalam batang tubuh soal kata–kata yang akan Berulang dalam kemungkinan jawaban
3.      Hindarilah penggunaan pernyataan negative
4.      Sediakan jawaban yang para ahli/orang yang kompeten akan sependapat
5.      Buatlah semua kemungkinan jawaban sesuai dengan batang tubuh soal
6.      Buatlah semua pengecioh masuk akal dan menarik bagi pengikut tes yang kurang tahu atau kurang mampu dalam hal yang di ukur oleh soal yang bersangkutan
7.      Hindarkan penggunaan pengecoh yang terlalu teknis
8.      Hindarkan penggunaan jawaban yang tumpang tindih satu sama lain
9.      Gunakan ”bukan–salah satu yang tersebut diatas ”hanya untuk soal–soal yang menghendaki jawaban terbaik
10.  Jika soal itu mengenai definisi suatu istilah, pada umumnya lenih baik untuk menempatkan istilah itu pada batang tubuh dan definisi–definisi pada kemungkinan jawaban

Pedoman penulisan soal bentuk menjodohkan
1.      Kelompokkan hanya premis–premis yang homogen dan jawaban–jawaban yang homogeny
2.      Gunakan daftar jawaban yang relatif singkat
3.      Aturlah premis–premis dan jawaban–jawaban itu demikian rupa sehingga bena–benar jelas bagi pengambil tes
4.      Dalam petunjuk jelaskan dasar yang digunakan untuk menjodohKan
5.      Jangan membuat penjodohkan sempurna atau lawan satu
 (STKIP, 2011)


DAFTAR PUSTAKA

Ekawati Sumastina dan Sumaryanta.2011. Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia                   Pendidikan dan Penjaminan Mutu Pendidikan. Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Matematika. Pengembangan Instrumen Penilaian Pembelajaran Matematika SD/Smp
stkip.files.wordpress.com. Diakses Tanggal 4 November 2011 Pukul 23.30 WIB.

Suryabrata, Sumadi . ( 1987 ) . Pengembangan Tes Hasil Belajar . Jakarta : Rajawaliu Pers


Tidak ada komentar:

Posting Komentar